DAMPAK SOSIAL TAWURAN
ANTAR WARGA
1.
Latar
Belakang
Tawuran
adalah suatu tindak kekerasan yang dilakukan suatu kelompok/warga dalam rangka
menyerang atau berkelahi dengan warga lain. Tawuran juga sering menggunakan
benda-benda tumpul maupun tajam untuk melukai maupun menghajar warga lain.
Tawuran antar warga dalam banyak kasus sering menimbulkan korban jiwa,
luka-luka dan kerugian harta benda. Akan tetapi, emosi masyarakat tidak bisa
dibendung karena berlaku teori kerumunan massa, dimana emosi warga menyatu sehingga
emosi membara dan kehilangan akal sehat.
Kelompok kecil yang dominan pada saat terjadi tawuran,
akan mempengaruhi dan memberi dorongan sugestif kepada kerumunan masyarakat
yang berkerumun, sehingga tawuran sulit dihentikan.
Tawuran terjadi biasanya karna hal-hal yang kecil dan
karena emosi yang memuncak yang tidak disertai dengan akal logika yang sehat
maka terjadilah tawuran antar warga. Tawuran yang terjadi biasanya bersifat
berlanjut (*kontinyu) terus menerus sampai pihak kepolisian melakukan tindakan
represif terhadap kedua belah pihak yang bertikai.Contoh tawuran yang bersifat
kontinyu adalah tawuran di beberapa wilayah jakarta seperti matraman, tanah
tinggi, johar baru, dll. Tawuran-tawuran pada daerah tersebut sudah berlangsung
lama dan turun temurun. Hal ini bisa terjadi hanya karena hal-hal sepele
seperti bersenggolan, pemalakan, berdebat, dll.Maraknya tingkah laku agresif
akhir-akhir ini yang dilakukan kelompok remaja kota merupakan sebuah kajian
yang menarik untuk dibahas. Perkelahian antar pelajar yang pada umumnya masih
remaja sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan keluar dari masalah
ini atau setidaknya mengurangi. Perkembangan teknologi yang terpusat pada
kota-kota besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya perilaku
agresif yang dilakukan oleh remaja kota.Beberapa contoh dari berita-berita yang
ada mengenai tawuran antar pelajar. Di Palembang pada tanggal 23 September 2006
terjadi tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga
sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2, SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4
(harian pagi Sumatra ekspres Palembang). Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006
terjadi tawuran antara pelajar SMK YPK Purwakarta dan SMK Sukamandi (harian
pikiran rakyat). Di Makasar pada tanggal 19 September 2006 terjadi tawuran
antara pelajar SMA 5 dan SMA 3 (karebosi.com). Tidak hanya pelajar tingkat
sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di Makasar pada tanggal 12 Juli
2006 mahasiswa Universitas Negeri Makasar terlibat tawuran dengan sesama
rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah (tempointeraktif.com).
Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 27 November 2005 terjadi tawuran
antara pelajar SMK 5, SMK 4 dan SMK Cinde (liputan6.com). Masih banyak kejadian
tawuran antar pelajar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu di sini.
2.
Tujuan
· Untuk
mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi tawuran antar warga
· Untuk
mengetahui dampak adanya tawuran antar warga terhadap masyarakat
· Untuk
mengetahui upaya upaya yang dilakukan dalam penanganan untuk mengatasi tawuran
antar warga
3.
Sasaran
Sasaran makalah ini adalah untuk
memberikan pedoman bagaimana menanggapi aksi tawuran antar warga. Supaya kita
dapat menghindari atau membentengi diri untuk tidak melakukan tawuran. Bahkan
dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan tanpa menggunakan aksi
kekerasan.
· Konflik-Sosial
dan Resolusi Konflik: Analisis Sosio-Budaya. Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc.
Agr – Seminar PERAGI Pontianak 10-11 Januari 2006
0 Comments:
Post a Comment